Hadits Palsu

9. Masalah Hadits-hadits Palsu ( Maudhu' )
Perpecahan dibidang politik dikalangan ummat Islam yang memuncak dengan peristiwa terbunuhnya � Utsman bin � Affan, Khalifah ke-3 dari khulafa'ur rasyidin, dan bentrok senjata antara kelompok pendukung Ali bin Abi Thalib dan pendukung Mu'awiyah bin Abu Sufyan, telah mempunyai pengaruh yang cukup besar kearah timbulnya usaha-usaha sebagian ummat Islam membuat hadits-hadits palsu guna kepentingan politik. Golongan Syi'ah sebagai pendukung setia kepemimpinan � Ali dan keturunannya yang kemudian tersingkirkan dari kekuasaan politik waktu itu, telah terlibat dalam penyajian hadits-hadits palsu untuk membela pendirian politiknya.
Golongan ini termasuk golongan yang paling utama dalam usaha membuat hadits-hadits palsu yang kemudian disusul oleh banyak kelompok ummat Islam yang tidak sadar akan bahaya usaha-usaha yang demikian. Golongan Rafidhah ( salah satu sekte Syiah ) dinilai oleh sejarah sebagai golongan yang paling banyak membuat hadits-hadits palsu itu. Diantara hadits-hadits palsu yang membahayakan bagi kemurnian ajaran Islam, pertama-tama yalah yang dibuat oleh orang-orang jahat yang sengaja untuk mengotorkan ajaran Islam dan menyesatkan ummatnya.
Kemudian yang kedua yang dibuat oleh ummat Islam sendiri yang maksudnya baik seperti untuk mendorong orang Islam beribadah lebih rajin dan lain sebagainya, tetapi lupa akan dasar yang lebih pokok dan lebih prinsipil dalam agama. Dengan demikian motif-motif pembuatan hadits palsu itu dapat kita simpulkan antara lain sebagai berikut :
a. Karena politik dan kepemimpinan;
b. Karena fanatisme golongan dan bahasa;
c. Karena kejahatan untuk sengaja mengotori ajaran Islam;
d. Karena dorongan untuk berbuat baik tetapi bodoh tentang agama;
e. Karena keanehan-keanehan sejarah dan lain-lain;
f. Karena soal-soal fiqh dan pendapat dalam bidang ilmu kalam;
g. Dan lain-lain.
Keadaan demikian telah mendorong para ulama saleh untuk tampil ke depanberusaha mengadakan seleksi dan koreksi serta menyusun norma-norma dalam memilih hadits-hadits yang baik dan norma-norma dalam memilih hadits-hadits yang palsu. Mereka sempat mengumpulkan sejumlah nama-nama orang yang baik dan sejumlah nama-nama orang yang biasa membuat hadits palsu. Mereka menyusun kitab-kitab khusus yang membahas hadits-hadits yang baik. Untuk mengetahui bahwa sesuatu hadits itu adalah hadits palsu, kita dapat mengenal beberapa ciri-cirinya antara lain :
a. Pengakuan pembuatnya.
Di dalam catatan sejarah sering terjadi para pembuat hadits palsu berterus terang atas perbuatan jahatnya. Baik karena terpaksa maupun karena sadar dan taubat. Abu Ismah Nuh bin Maryam ( bergelar Nuh al-Jami ) telah berterus terang mengakui perbuatannya dalam membuat hadits-hadits palsu yang berhubungan dengan keutamaan-keutamaan surat al-Qur'an. Ia sandarkan hadits-haditsnya itu kepada Ibnu Abbas. Maisarah bin � Abdi Rabbih al-Farisi, juga telah berterus-terang mengakui perbuatannya membuat hadits-hadits palsu tentang keutamaan al-Qur'an dan keutamaan � Ali bin Abi Thalib. Dalam hal ini memang perlu kita catat bahwa tidak semua pengakuan itu lantas harus secara otomatis kita percayai. Sebab mungkin saja pengakuannya itu justru adalah dusta dan palsu.

b. Perawinya sudah terkenal sebagai pembuat hadits-hadits maudhu', dan hadits atau keterangan lain yang baik / tidak ada sama sekali ( dalam soal yang sama ).
c. Isi atau materinya bertentangan dengan akal pikiran yang sehat. Sebagai contoh hadits-hadits sebagai berikut : " Sesungguhnya perahu Nuh bertawaf tujuh kali mengelilingi Ka'bah dan shalat di makam Ibrahim dua raka'at ". " Sesungguhnya Allah tatkala menciptakan huruf, maka bersujudlah ba dan tegaklah alif "
d. Isinya bertentangan dengan ketentuan agama, � aqidah Islam. " Aku adalah penghabisan Nabi-nabi. Tidak ada Nabi sesudahku kecuali dikehendaki Allah ". " Alllah menciptakan malaikat dari rambut tangan dan dada ".
e. Isinya bertentangan dengan ketentuan agama yang sudah qath'i seperti hadits-hadits : " Anak zina tidak masuk sorga hingga tujuh turunan ". " Barangsiapa yang memperoleh anak , dan kemudian diberi nama Muhammad, maka dia dan anaknya akan masuk sorga ".
f. Isinya mengandung obral pahala dengan amal yang sangat sederhana. Seperti hadits-hadits : " Barangsiapa membaca La ilaha illallah maka Allah akan menjadikan baginya seekor burung yang mempunyai tujuh puluh lidah. Pada tiap-tiap lidah tujuh puluh ribu bahasa yang memohon ampun kepada Allah untuk orang tersebut ". " Barangsiapa menafakahkan satu tali untuk mauludku maka aku akan menjadi penolongnya di yaumil qiyamah ".
g. Isinya mengandung kultus-kultus individu. Seperti hadits-hadits : " Di tengah ummatku kelak akan ada orang yang diberi nama Abu Hanifah an-Nu'man, ia adalah pelita ummatku ". " Abbas itu adalah wasiatku dan ahli warisku ".
h. Isinya bertentangan dengan fakta sejarah. Seperti hadits-hadits yang menerangkan bahwa nabi pernah diberi semacam buah dari sorga pada sa'at mi'raj. Setelah kembali dari mi'raj kemudian bergaul dengan Khadijah dan lahirlah Fathimah dan seterusnya. Hadits ini bertentangan dengan fakta sejarah sebab mi'raj itu terjadi setelah wafatnya Khadijah dan setelah Fathimah lahir.

10. Contoh-contoh Hadits-hadits Palsu ( Maudhu' ) berdasarkan Motifnya.
a. Motif Politik dan Kepemimpinan.
" Apabila kamu melihat Mu'awiyah diatas mimbarku, maka bunuhlah ". " Orang yang berkepercayaan hanyalah tiga. Aku, Jibril dan Mu'awwiyah ".
b. Motif Zindik ( untuk mengotorkan agama Islam ).
" Melihat muka yang cantik adalah � ibadah ". " Rasulullah ditanya : Dari apakah Tuhan kita itu ? Jawabnya : Tuhan itu dari air yang mengalir, bukan dari tanah dan bukan dari langit. Tuhan menciptakan kuda kemudian dijalankannya sampai berkeringat. Maka Allah menciptakan dirinya dari keringat tersebut ".
c. Motif ta'assub dan fanatisme.
" Sesungguhnya Allah apabila marah , maka menurunkan wahyu dalam bahasa Arab. Dan apabila tidak marah menurunkannya dalam bahasa Parsi ". Dikalangan ummatku akan ada seorang yang bernama Abu Hanifah an-Nu'man. Ia adalah pelita ummatku ". " Di kalangan ummatku akan ada seorang yang diberi nama Muhammad bin Idris. Ia adalah yang menyesatkan ummatku lebih daripada iblis ".
d. Motif faham-faham fiqh.
" Barangsiapa mengangkat dua tangannya di dalam shalat maka tidak sah shalatnya ". " Berkumur dan mengisap air bagi junub tiga kali tiga kali adalah wajib ". " Jibril mengimamiku di depan Ka'bah dan mengeraskan bacaan bismillah ".
e. Motif senang kepada kebaikan tapi bodoh tentang agama.
" Barangsiapa menafahkan setali untuk mauludku maka aku akan menjadi penolongnya di yaumil akhir ". Seperti hadits-hadits tentang fadhilah surat-surat Qur'an, obral pahala dan sebagainya.
f. Motif penjilatan kepada pemimpin.
Ghiyas bin Ibrahim an-Nakha'i al-Kufi pernah masuk ke rumah Mahdi ( salah seorang penguasa )yang senang sekali kepada burung merpati. Salah seorang berkata kepadanya, coba terangkan kepada amirul mukminin tentang sesuatu hadits, maka berkatalah Ghiyas ; " Tidak ada taruhan melainkan pada anak panah, atau unta atau kuda, atau burung ".

11. Persoalan-persoalan yang diterapkan oleh Hadits-hadits Maudhu'.
Untuk menjelaskan persoalan-persoalan tersebut disini penulis kutipkan uraian ustadz Abdul Qadir Hassan dalam buku Ilmu Hadits, Juz 2.
1. Hadits yang menyuruh orang sembahyang pada malam Jum'at 12 raka'at dengan bacaan surat al-Ikhlas 10 kali.
2. Hadits yang memerintahkan orang sembahyang malam Jum'at 2 raka'at dengan bacaan surat Zalzalah 15 kali ( ada juga yang menerangkan 50 kali ).
3. Hadits-hadits sembahyang pada hari Jum'at 2 raka'at, 4 raka'at, dan 12 raka'at.
4. Hadits-hadits sebelum sembahyang Jum'at, ada sembahyang yang 4 raka'at dengan bacaan surat Ikhlas 50 kali.
5. Hadits-hadits sembahyang asyura.
6. Hadits-hadits sembahyang ghaib.
7. Hadits-hadits sembahyang malam dari bulan Rajab.
8. Hadits-hadits sembahyang malam yang ke 27 dari bulan Rajab.
9. Hadits-hadits sembahyang malam nisfu sya'ban 100 raka'at dalam tiap-tiap raka'at 10 kali bacaan surat Ikhlas.
10.Hadits-hadits yang menerangkan hal nabi Khidir dan tentang hidupnya.
11.Hadits-hadits sembahyang hari Ahad, malam Ahad, hari Senin, malam Senin, hari Selasa, malam Selasa, hari Rabu, malam Rabu, hari Kamis, malam Kamis, hari Jum'at, malam Jum'at, hari Sabtu, malam Sabtu.
12.Hadits-hadits yang menerangkan hal-hal yang akan terjadi dengan sebutan : apabila adalah tahun sekian akan terjadi ini dan itu, atau yang berbunyi : Dalam bulan ����.akan����������
13.Hadits-hadits yang menerangkan fadhilah-fadhilah surat al-Qur'an dan ganjaran orang yang membacanya dari surat al-Fatihah sampai akhir surat al-Qur'an yang bunyinya : Barangsiapa membaca surat ini ���. akan mendapat ganjaran �����..
14.Hadits-hadits yang berisi bacaan-bacaan bagi anggota wudhu'.
15.Hadits-hadits yang menerangkan naasnya hari-hari.
16.Hadits-hadits yang di dalamnya ada pujian-pujian kepada orang-orang yang bagus mukanya atau yang ada perintah melihat mereka atau yang ada perintah mencari hajat kita dari mereka atau yang menyebut bahwa mereka tidak disentuh neraka.
17.Hadits-hadits yang berhubungan dengan kejadian akal manusia.
18.Hadits-hadits yang berisi celaan terhadap bangsa Habsyi Sudan dan Turki.
19. Hadits-hadits yang berkenaan dengan burung merpati seperti riwayat :
Adalah Nabi Muhammad saw, sangat suka melihat burung merpati atau riwayat : Peliharalah burung-burung merpati yang sudah dipotong bulunya ini dalam rumah kamu, karena sesungguhnya ia bisa melalaikan jin daripada ( mengganggu ) anak-anak kamu dan sebagainya.
20. Hadits-hadits yang berhubungan dengan ayam seperti hadits yang berbunyi : Ayam itu, kambing bagi orang-orang miskin dari ummatku. Dan yang seumpamanya.
21. Hadits-hadits yang mengandung celaan terhadap anak-anak salah satu diantaranya berbunyi : Kalau salah seorang dari kamu mendidik seekor anak anjing sesudah tahun 160, itu adalah lebih baik daripada ia mengasuh seorang anak laki-laki.
22. Hadits-hadits yang bersifat pujian terhadap Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i dan hadits-hadits yang mengandung celaan terhadap dua imam itu.
23. Hadits-hadits pujian terhadap orang bujangan ( tidak kawin ).
24. Hadits-hadits yang ada pujian bagi �adas, beras, kacang, kuda, terung, delima, kismis, bawang, semangka, keju, bubur, daging, dan lain-lain.
25. Hadits-hadits yang menyebut keutamaan bunga-bungaan.
26. Hadits-hadits yang melarang dan membolehkan main catur.
27. Hadits-hadits yang melarang makan di dalam pasar.
28. Hadits-hadits yang mengandung keutamaan bulan Rajab dan puasa padanya.
29. Hadits-hadits yang mencela sahabat-sahabat Nabi : Mu'awiyah, �Amr bin �Ash, Bani Umayyah dan Abi Musa.
30. Hadits-hadits yang berisi pujian dan celaan terhadap negeri-negeri Baghdad, Bashrah, Kufah, Asqalam, Iskandariyah dan lain sebagainya.
31.Hadits-hadits tentang keutamaan Mu'awiyah.
32.Hadits-hadits berisi keutamaan-keutamaan bagi � Ali bin Abi Thalib.
33. Himpunan hadits-hadits lemah dan palsu oleh A.Yarid, Qasim Koko.
12. Ceramah-ceramah Agama di tengah-tengah Masyarakat Islam Sampai Sekarang Ini Masih Sering Menyajikan Hadits-hadits Palsu.
Pada peringatan mauludan masih sering sekali terdengar : " Barangsiapa menafkahkan satu tali untuk mauludku aku akan menolongnya di Yaumil qiyamah ". Pada peringatan Isra dan Mi'raj masih sering pula disajikan dongengan-dongengan yang mencerikan tentang gambaran kendaraan Rasulullah, buraq, digambarkan sebagai berwajah wanita, berbadan seperti kuda, sayapnya paha dan lain sebagainya.
Siratal mustaqim yang terdapat dalam surat al-Fatihah dilukiskan sebagai jembatan yang sangat kecil seperti rambut dibelah tujuh, lebih tajam dari pedang yang paling tajam dan seterusnya. Selain itu populer pula dikalangan ummat Islam, pepatah-pepatah dari orang-orang tertentu atau kata-kata hikmat dalam bahasa Arab, yang dinilai dan populer sebagai sabda Nabi saw.
Mungkin karena isinya cukup baik sehingga masyarakat Islam menilainya sebagai sabda Rasulullah itu. Contoh antara lain : " Cinta tanah air itu sebagian daripada iman ". " Islam tidak akan ada tanpa adanya organisasi. Organisasi tidak akan ada tanpa adanya pemimpin. Pemimpin tidak akan ada tanpa adanya kepatuhan ". " Agama itu akal pikiran. Tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal pikiran ". " Engkau lihat kotoran nyamuk pada muka orang lain, dan engkau tidak melihat kotoran unta yang ada pada mukamu sendiri ". " Terkadang kefakiran itu mendorong kepada kekufuran ".